Pagi ini, jam wecker di kamar memanggilku dengan nyaringnya seperti biasa. hehe
waktu menunjukkan pukul 6.15 dan saatnya untuk membuka mata lagi.
"Anyaaaaaaaaaaaaaaa" brukk ! aku terbangun karena teriakan mama di Senin pagi ini. "Ayoo bangun ! apa kamu mau dihukum gara - gara terlambat upacara bendera ? "omel mama.
Aku mengusap mata, dan sadar bahwa aku sudah jatuh dari tempat tidur miniku bercorak polkadot. "iya mama, anya bangun nih" jawabku sambil berjalan ke kamar mandi.
Tak taunya, kamar mandi pagi ini antre, karena kakak ku juga akan berangkat ke kantor, ini hari pertamanya bekerja dan ia tak ingin terlambat. Akupun menuju ke belakang sambil membawa handuk bermaksut untuk mandi di kamar mandi dekat dapur. Karena lebih baik aku mandi disini daripada terlambat karena ikut antrean mandi.
Jam menunjukkan pukul 6.45 aku pun bersiap berangkat ke sekolah. "Anyaaa, ayo cepetan nanti kita telat !lelet banget deh lu " omel seorang cowok manis tinggi semampai. Namanya Julian, temanku sejak SMP. Rumah kami berdampingan karena papahnya pindah kerja, beliau satu kantor dengan kakak perempuanku Tiwi, papah Julian adalah salah satu staff ahli di kantor.
"iyaa, bawel ! santai aja kenapa sih kayak gak pernah telat aje" gerutu ku saat membalas omelan Julian. Semenjak Julian pindah, semenjak itu pula secara tidak sengaja kami menjadi sepasang sahabat. Berangkat sekolah bareng, jalan bareng, belajar bareng, pulang selolah bareng. Itulah aktifitas sepasang sahabat selama 2th ini. Karena sekarang, kami duduk di bangku salah satu SMA Swasta di Kota Kembang ini.
Jarak sekolah kami memang tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu 10 menit jika naik angkot dari komplek rumah. Sudah lama aku mengagumi sosok Julian yang menjadi sahabatku, senyumnya yang selalu mengembang kepada siapa saja, tak peduli bagaimanapun keadaan dirinya ia selalu menyempatkan waktu untuk teman maupun sahabatnya bahkan untuk ayah, bunda, dan adiknya. Sosok yang begitu periang dan santun, tapi aku tak ingin keluar dari zona nyaman ini. Aku sangat nyaman berada disamping Julian, nyaman ketika berada didekatnya, nyaman ketika bercerita masalahku kepadanya. Aku diam - diam suka pada sahabatku Julian.
Continued~~
waktu menunjukkan pukul 6.15 dan saatnya untuk membuka mata lagi.
"Anyaaaaaaaaaaaaaaa" brukk ! aku terbangun karena teriakan mama di Senin pagi ini. "Ayoo bangun ! apa kamu mau dihukum gara - gara terlambat upacara bendera ? "omel mama.
Aku mengusap mata, dan sadar bahwa aku sudah jatuh dari tempat tidur miniku bercorak polkadot. "iya mama, anya bangun nih" jawabku sambil berjalan ke kamar mandi.
Tak taunya, kamar mandi pagi ini antre, karena kakak ku juga akan berangkat ke kantor, ini hari pertamanya bekerja dan ia tak ingin terlambat. Akupun menuju ke belakang sambil membawa handuk bermaksut untuk mandi di kamar mandi dekat dapur. Karena lebih baik aku mandi disini daripada terlambat karena ikut antrean mandi.
Jam menunjukkan pukul 6.45 aku pun bersiap berangkat ke sekolah. "Anyaaa, ayo cepetan nanti kita telat !lelet banget deh lu " omel seorang cowok manis tinggi semampai. Namanya Julian, temanku sejak SMP. Rumah kami berdampingan karena papahnya pindah kerja, beliau satu kantor dengan kakak perempuanku Tiwi, papah Julian adalah salah satu staff ahli di kantor.
"iyaa, bawel ! santai aja kenapa sih kayak gak pernah telat aje" gerutu ku saat membalas omelan Julian. Semenjak Julian pindah, semenjak itu pula secara tidak sengaja kami menjadi sepasang sahabat. Berangkat sekolah bareng, jalan bareng, belajar bareng, pulang selolah bareng. Itulah aktifitas sepasang sahabat selama 2th ini. Karena sekarang, kami duduk di bangku salah satu SMA Swasta di Kota Kembang ini.
Jarak sekolah kami memang tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu 10 menit jika naik angkot dari komplek rumah. Sudah lama aku mengagumi sosok Julian yang menjadi sahabatku, senyumnya yang selalu mengembang kepada siapa saja, tak peduli bagaimanapun keadaan dirinya ia selalu menyempatkan waktu untuk teman maupun sahabatnya bahkan untuk ayah, bunda, dan adiknya. Sosok yang begitu periang dan santun, tapi aku tak ingin keluar dari zona nyaman ini. Aku sangat nyaman berada disamping Julian, nyaman ketika berada didekatnya, nyaman ketika bercerita masalahku kepadanya. Aku diam - diam suka pada sahabatku Julian.
Continued~~